Senin, 12 Januari 2015

PENDIDIKAN AKHLAQ



BAB I
PENDAHULUAN

a.       Latar belakang
Kehidupan manusia pada masa sekarang ini sangatlah memperihatinkan, ini akibat dari Modernisasi yang berlebihan. Modernisasi ini adalah dampak dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang terbuka, selain itu modernisasi ini juga di cap sebagai salah satu penyebab kemerosotan akhlaq manusia, suka atau tidak suka modernisasi membawa setidaknya pengaruh buruk di dunia pendidikan, dampak yang bisa kita rasakan maupun kita lihat adalah krisis moral atau akhlaq dari perilaku keseharian para siswa, sebagai contoh munculnya gank motor, pelacuran anak, tawuran, free sex, narkoba dll.
Pendidikan akhlaq akhirnya menjadi menu yang wajib di tetapkan dan di kembangkan pada setiap sekolah dalam rangka menyelamatkan generasi penerus bangsa dari pengaruh diatas. Penerapan pendidikan akhlaq sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar siswa menjadi manusia yang berkuwalitas dan berakhlaq mulia sebagai bekal khususnya diri sendiri, umunya bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk mewujudkannya itu semua sangatlah sulit dalam artian memerlukan komitmen yang tinggi serta kerja sama berbagai pihak, baik keluarga, lingkungan masyarakat, maupun sekolah. Tanpa itu semua, mewujud kan akhlaq mulia hanyalah sebuah angan-angan dan cita-cita.  
Pendidikan akhlaq merupakan proses pembinaan budi pekerti sehingga menjadi budi pekerti yang mulia, karena akhlaq yang mulia merupakan cermin kepribadian seseorang dan akan dapat mengantarkan seseorang kepada martabat atau derajat yang lebih tinggi. Proses tersebut tidak terlepas dari pembinaan kehidupan beragama manusia secara totalitas. Perlu di ketahui akhlaq mulia itu mudah di katakan tapi tidak mudah untuk dilakukan, berakhlaq mulia itu berat, butuh pengorbanan karena kadang-kadang kita harus berbuat untuk kepentingan dan kesenangan orang lain.
b.      Rumusan masalah
1.      Misi Rasul Sebagai Pendidik Akhlaq
2.      Pendidikan Akhlaq Kepada Sesama


BAB II
PEMBAHASAN 

1.      MISI RASUL SEBAGAI PENDIDIK AKHLAQ
Misi pendidikan Akhlaq diaplikasikan sesungguhnya melekat pada tujuan dan cita-cita dari risalah Islam yang di emban Rasulullah Saw, yaitu menyempurnakan Akhlaq dan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia, Misi Nabi ini bukan misi yang sederhana, tetapi misi yang agung.
Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Malik dengan Sanadnya dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah saw Bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik”

Rasulullah diutus Allah SWT untuk menyempurtnakan Akhlaq Manusia dan untuk membawa ajaran tentang kebaikan dan kemuliaan umat manusia, bagaimana tata cara hubungan manusia dengan Allah, antara manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan Makhluk lainya.
Pendidikan Akhlaq mengutamakan nilai-nilai universal dan fitrah yang bisa diterima oleh semua pihak diantaranya kasih sayang, dermawan, sabar, mengendalikan emosi, menahan diri, dan tidak sombong
Beliau juga mengajarkan tentang persaudaraan, persahabatan, tolong menolong, hidup berkeluarga, bertetangga dan bermasyarakat dan lain sebagainya.
Rasulullah Saw melarang manusia berbuat jahat atau keji, sekalipun terhadap binatang atau makhluk lainya   
Diantara kerugian akhlak tercela: dapat menghapus pahala-pahala kebaikan, pahala sholat, shoum, zakat infaq shodaqoh, haji, pahala menuntut ilmu yang sudah kita tumpuk tumpuk itu bisa terhapus dengan keburukan akhlak.
Jadi perlunya kita meneladani Akhlaq mulia dari Rasulullah SAW karana Rasulullah sendiri dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah tangganya, keluarganya, di hadapan para shahabatnya, dan di hadapan umat secara umum yaitu menghiasi hidupnya dengan Akhlaq Mulia.
Agar manusia atau umatnya memiliki akhlaq mulia, beliau memberikan motivasi yang sangat menarik diantara nya seperti di sebut dalam beberapa hadist berikut :
 
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِشِرَارِكُمْ فَقَالَ هُمْ الثَّرْثَارُونَ الْمُتَشَدِّقُونَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخِيَارِكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah kalian aku kabarkan orang yang paling buruk dari kalian? yaitu orang yang mulutnya besar dan bayak omong. Maukah kalian aku kabarkan orang yang paling baik dari kalian? yaitu orang yang paling baik akhlaqnya dari kalian."

Pada Hadist diatas faktor yang paling buruk dari manusia adalah Mulut besar dan banyak omong
Mengapa mulut? Sebab, dari mulut bisa meluncur kata-kata kekufuran, ghibah (membicarakan kejelekan orang lain), namimah (mengadu-domba orang lain), memfitnah orang lain, membatalkan yang haq dan membenarkan yang batil,
Mulut adalah sumber malapetaka, Maka hiasi mulutmu dengan kata kata yang bermanfaat serta baik, karena kata kata yang tidak bermanfaat dan tidak ada gunanya dapat menghapus amal kebajikan, hindari juga banyak bicara karena di saat seseorang banyak bicara tanpa disadari dia lepas kendali sehingga menyinggung orang lain, Kalau tidak bisa berbicara yang baik, maka diam merupakan tindakan terbaik
maka dari itu berakhlaq mulia itu sangat penting untuk menjaga lisan kita menata perkataan kita dengan santun, Akhlak yang baik meskipun kecil akan menghasilkan dampak kebaikan yang besar, baik dalam taraf pribadi maupun sosial.
Sebaliknya, akhlak yang buruk akan juga menghasilkan pribadi dan masyarakat yang sakit.

قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْمُسْلِمَ الْمُسَدِّدَ لَيُدْرِكُ دَرَجَةَ الصَّوَّامِ الْقَوَّامِ بِآيَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لِكَرَمِ ضَرِيبَتِهِ وَحُسْنِ خُلُقِهِ
Aisyah berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda “sesungguhmya seorang mukmin dengan akhlaq yang mulia ( yang menghiasi dirinya ) bisa sampai derajat yang di dapat oleh orang yang menjalan kan puasa dan sholat” (HR Abu dawud, Ibnu Hibban, Hakim dan Ahmad) 

Dalam hadist di atas disebutkan bahwa orang yang berakhlaq mulia akan mendapat derajat yang mulia dan mendapat penghargaan yang agung yaitu sesuai derajat dan penghargaan orang yang menjalankan puasa dan sholat

عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَكَانَ يَقُولُ إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا
'Abdullah bin "Amru radliallahu 'anhu berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah sekalipun berbicara kotor (keji) dan juga tidak pernah berbuat keji dan beliau bersabda: "Sesungguhnya di antara orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaqnya'.

Rasulullah SAW. memiliki sifat yang baik dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada orang yang berakhlak mulia. Itu berarti bahwa akhlak mulia adalah suatu hal yang perlu dimiliki oleh umatnya.
Agar setiap muslim dapat memiliki akhlak mulia, ia harus diajarkan dan dididik sedini mungkin kepada setiap Manusia.
Akhlak baik tidak dapat terbentuk sendiri kecuali dengan membiasakan seseorang berbuat sesuatu pekerjaan yang sifatnya baik menurut agama.
Akhlak yang baik hendaknya selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pribadi maupun ketika berhubungan dengan orang lain.
2.      PENDIDIKAN AKHLAQ KEPADA SESAMA
Pendidikan akhlak mulia di lingkungan masyarakat adalah dengan menjalin hubungan yang harmonis pada pergaulan antar manusia baik secara individual maupun kelompok,
Yang tidak boleh ditinggalkan dalam pembinaan akhak mulia adalah akhlak terhadap Sesama. yang dimaksud di sini adalah sesama makhluk Allah, yakni binatang, tumbuhan, dan lainya.
penerapan akhlak mulia dalam berhubungan antar sesama manusia tidak bisa dilepaskan dari kerangka aqidah dan syariah. Ketika orang melakukan hubunga dengan sesamanya, baik dengan dirinya sendiri, dengan keluarganya, maupun dengan masyarakatnya tetap harus didasari oleh aqidah dan syariah yang benar, sehingga tercapai akhlak mulia yang sebenarnya.
Salah satu sikap penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap manusia adalah sikap menghormati dan menghargai orang lain. Baik terhadap orang lain yang seiman maupun yang tidak seiman,
Hal ini sejalan dengan hadist berikut :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ وَخَالِقْ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَن

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bertaqwalah engkau kepada Allah di mana saja berada, ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, dan bergaullah terhadap manusia dengan akhlaq yang baik."

Dalam hadits ini terdapat perintah untuk bertakwa kepada Allah ta’ala dan berakhlak mulia kepada sesama manusia. Maka sangat Penting berakhlak mulia kepada sesama manusia dan jangan sampai melupakan hak manusia.
Pendidikan akhlak mulia kepada sesama dapat dilakukan dengan cara
1.      menyayangi yang lemah dan menyayangi anak yatim;
Adapun terhadap orang-orang yang lemah, seperti fakir miskin dan anak yatim, kita harus berbuat baik dengan membantu menyantuni mereka, memberikan makanan dan pakaian kepada mereka, dan melindungi mereka dari gangguan yang membahayakan mereka. Jangan sekali-kali kita berlaku sewenang-wenang kepada anak yatim dan menghardik orang yang minta-minta
2.      bersikap pemurah, dermawan dan suka menolong
-          terhadap tetangga
kita harus selalu berbuat baik. Jangan sampai kita menyakiti atau memusuhi tetangga kita
-          terhadap tamu
kita harus memuliakan dan menghormatinya. Nabi memerintahkan kepada kita agar selalu memuliakan tamu, dan segera menyambut kedatangannya serta mengantarkan kepergiannya
-          terhadap keluarga
kita harus saling menjalin hubungan kasih sayang demi ketenteraman keluarga kita.
3.      melakukan amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar);
4.   kita harus membina tali silaturrahim dan memenuhi hak-haknya sesama muslim seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Yakni
a.       apabila bertemu, berilah salam kepadanya,
b.      mengunjunginya, apabila ia (Muslim lain) sedang sakit,
c.       mengantarkan jenazahnya, apabila ia meninggal dunia,
d.      memenuhi undangannya, apabila ia mengundang, dan
e.       mendoakannya, apabila ia bersin
5.       menaati ulama dan ulil amri;
-          Terhadap orang alim (ulama) dan cendekiawan, kita harus menghormati keluasan ilmunya dan berusaha untuk selalu bergaul dan mendekatinya.
-      Terhadap para pemimpin, kita harus menaati mereka selama tidak menyimpang dari aturan agama. Menaati pemimpin yang benar berarti menaati Allah Swt.. Jika mampu kita harus memberikan saran dan nasehat yang baik kepada mereka demi kemajuan yang dipimpinnya.
6.      bersikap toleran; dan sopan
Terhadap mereka yang tidak seiman, Islam memberikan beberapa batasan khusus seperti
-          tidak boleh mengadakan hubungan perkawinan dengan mereka,
-          tidak memberi salam kepada mereka, dan
-          tidak meniru cara-cara mereka.
Ukuran hubungan dengan mereka yang tidak seiman adalah selama tidak masuk pada ranah aqidah dan syariah. Di luar kedua hal ini, Islam tidak melarang kita berhubungan dengan mereka. Terhadap mereka yang mengancam agama kita, kita harus berbuat tegas


BAB III
PENUTUP

Kata akhlak (akhlaq) adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Kata khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlaq karimah). Proses tersebut tidak terlepas dari pembinaan kehidupan beragama manusia secara totalitas.
Yang terpenting ditegaskan di sini adalah pembinaan akhlak mulia bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Artinya sesulit apapun pembinaan akhlak mulia ini bisa dilakukan, ketika ada komitmen (niat) yang kuat untuk melakukannya dan didukung oleh usaha keras serta selalu bertawakkal dan mengharap rido dari Allah Swt. bukan tidak mungkin akhlak mulia ini akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sikap dan perilaku sehari-hari.

 
 
DAFTAR PUSTAKA

DR. Ali Abdul Halim Mahmud, 2004, Akhlaq Mulia (At-Tarbiyah Al-Khuluqiyyah), Jakarta ; Gema Insani
Shaleh Ahmad Asy-Syaami, 2005, Berakhlaq dan Beradab Mulia (Al-Hadyu an-nabawi fil-fadhaail wal-Aadab), Jakarta ; Gema Insani
DR. Amr Khaled, 2010, Buku Pintar Akhlaq (Akhlaq Al-Mukmin), Jakarta; Zaman
Abdul Mun’in Al-Hasyim, 2009, Akhlaq Rasul menurut Bhukari Muslim, Jakarta; Gema Insani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar