BAB
I
PENDAHULUAN
a. Latar
belakang
Kehidupan manusia pada masa sekarang ini
sangatlah memperihatinkan, ini akibat dari Modernisasi yang berlebihan.
Modernisasi ini adalah dampak dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
yang terbuka, selain itu modernisasi ini juga di cap sebagai salah satu
penyebab kemerosotan akhlaq manusia, suka atau tidak suka modernisasi membawa setidaknya
pengaruh buruk di dunia pendidikan, dampak yang bisa kita rasakan maupun kita
lihat adalah krisis moral atau akhlaq dari perilaku keseharian para siswa,
sebagai contoh munculnya gank motor, pelacuran anak, tawuran, free sex, narkoba
dll.
Pendidikan akhlaq akhirnya menjadi menu
yang wajib di tetapkan dan di kembangkan pada setiap sekolah dalam rangka
menyelamatkan generasi penerus bangsa dari pengaruh diatas. Penerapan
pendidikan akhlaq sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar siswa menjadi manusia
yang berkuwalitas dan berakhlaq mulia sebagai bekal khususnya diri sendiri,
umunya bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk mewujudkannya itu
semua sangatlah sulit dalam artian memerlukan komitmen yang tinggi serta kerja
sama berbagai pihak, baik keluarga, lingkungan masyarakat, maupun sekolah.
Tanpa itu semua, mewujud kan akhlaq mulia hanyalah sebuah angan-angan dan cita-cita.
Pendidikan akhlaq merupakan proses
pembinaan budi pekerti sehingga menjadi budi pekerti yang mulia, karena akhlaq
yang mulia merupakan cermin kepribadian seseorang dan akan dapat mengantarkan
seseorang kepada martabat atau derajat yang lebih tinggi. Proses tersebut tidak
terlepas dari pembinaan kehidupan beragama manusia secara totalitas. Perlu di
ketahui akhlaq mulia itu mudah di katakan tapi tidak mudah untuk dilakukan,
berakhlaq mulia itu berat, butuh pengorbanan karena kadang-kadang kita harus
berbuat untuk kepentingan dan kesenangan orang lain.
b. Rumusan
masalah
1. Misi
Rasul Sebagai Pendidik Akhlaq
2. Pendidikan
Akhlaq Kepada Sesama
BAB
II
PEMBAHASAN
1. MISI
RASUL SEBAGAI PENDIDIK AKHLAQ
Misi pendidikan Akhlaq diaplikasikan sesungguhnya melekat pada
tujuan dan cita-cita dari risalah Islam yang di emban Rasulullah Saw, yaitu
menyempurnakan Akhlaq dan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia, Misi Nabi
ini bukan misi yang sederhana, tetapi misi yang agung.
Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Malik dengan Sanadnya dari Abu
Hurairah r.a, bahwa Rasulullah saw Bersabda :
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ
صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik”
Rasulullah diutus Allah SWT untuk menyempurtnakan Akhlaq Manusia
dan untuk membawa ajaran tentang kebaikan dan kemuliaan umat manusia, bagaimana
tata cara hubungan manusia dengan Allah, antara manusia dengan manusia, hubungan
manusia dengan Makhluk lainya.
Pendidikan Akhlaq mengutamakan nilai-nilai universal dan fitrah
yang bisa diterima oleh semua pihak diantaranya kasih sayang, dermawan, sabar,
mengendalikan emosi, menahan diri, dan tidak sombong
Beliau juga mengajarkan tentang persaudaraan, persahabatan, tolong
menolong, hidup berkeluarga, bertetangga dan bermasyarakat dan lain sebagainya.
Rasulullah Saw melarang manusia berbuat jahat atau keji, sekalipun
terhadap binatang atau makhluk lainya
Diantara kerugian akhlak tercela: dapat menghapus pahala-pahala
kebaikan, pahala sholat, shoum, zakat infaq shodaqoh, haji, pahala menuntut
ilmu yang sudah kita tumpuk tumpuk itu bisa terhapus dengan keburukan akhlak.
Jadi perlunya kita meneladani Akhlaq mulia dari Rasulullah SAW karana
Rasulullah sendiri dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah tangganya, keluarganya,
di hadapan para shahabatnya, dan di hadapan umat secara umum yaitu menghiasi
hidupnya dengan Akhlaq Mulia.
Agar manusia atau umatnya memiliki akhlaq mulia, beliau memberikan
motivasi yang sangat menarik diantara nya seperti di sebut dalam beberapa
hadist berikut :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا
أُنَبِّئُكُمْ بِشِرَارِكُمْ فَقَالَ هُمْ الثَّرْثَارُونَ الْمُتَشَدِّقُونَ أَلَا
أُنَبِّئُكُمْ بِخِيَارِكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah
kalian aku kabarkan orang yang paling buruk dari kalian? yaitu orang yang
mulutnya besar dan bayak omong. Maukah kalian aku kabarkan orang yang paling
baik dari kalian? yaitu orang yang paling baik akhlaqnya dari kalian."
Pada Hadist diatas faktor yang paling buruk dari manusia
adalah Mulut besar dan banyak omong
Mengapa mulut? Sebab, dari mulut bisa meluncur
kata-kata kekufuran, ghibah (membicarakan kejelekan
orang lain), namimah (mengadu-domba orang lain),
memfitnah orang lain, membatalkan yang haq dan membenarkan yang batil,
Mulut adalah sumber malapetaka, Maka hiasi mulutmu dengan
kata kata yang bermanfaat serta baik, karena kata kata yang tidak bermanfaat
dan tidak ada gunanya dapat menghapus amal kebajikan, hindari juga banyak
bicara karena di saat seseorang banyak bicara tanpa disadari dia lepas kendali
sehingga menyinggung orang lain, Kalau tidak bisa berbicara yang baik, maka diam
merupakan tindakan terbaik
maka dari itu berakhlaq mulia itu sangat
penting untuk menjaga lisan kita menata perkataan kita dengan santun, Akhlak
yang baik meskipun kecil akan menghasilkan dampak kebaikan yang besar, baik
dalam taraf pribadi maupun sosial.
Sebaliknya, akhlak yang buruk akan juga menghasilkan pribadi dan
masyarakat yang sakit.
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ إِنَّ الْمُسْلِمَ الْمُسَدِّدَ لَيُدْرِكُ دَرَجَةَ الصَّوَّامِ
الْقَوَّامِ بِآيَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لِكَرَمِ ضَرِيبَتِهِ وَحُسْنِ
خُلُقِهِ
Aisyah berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda “sesungguhmya
seorang mukmin dengan akhlaq yang mulia ( yang menghiasi dirinya ) bisa sampai
derajat yang di dapat oleh orang yang menjalan kan puasa dan sholat” (HR Abu
dawud, Ibnu Hibban, Hakim dan Ahmad)
Dalam hadist di atas disebutkan bahwa orang yang berakhlaq mulia
akan mendapat derajat yang mulia dan mendapat penghargaan yang agung yaitu
sesuai derajat dan penghargaan orang yang menjalankan puasa dan sholat
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَمْ
يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا
وَكَانَ يَقُولُ إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا
'Abdullah bin "Amru radliallahu 'anhu berkata; "Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah sekalipun berbicara kotor (keji) dan
juga tidak pernah berbuat keji dan beliau bersabda: "Sesungguhnya di
antara orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaqnya'.
Rasulullah SAW.
memiliki sifat yang baik dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada orang
yang berakhlak mulia. Itu berarti bahwa akhlak mulia adalah suatu hal yang
perlu dimiliki oleh umatnya.
Agar setiap
muslim dapat memiliki akhlak mulia, ia harus diajarkan dan dididik sedini
mungkin kepada setiap Manusia.
Akhlak baik tidak dapat terbentuk sendiri
kecuali dengan membiasakan seseorang berbuat sesuatu pekerjaan yang sifatnya
baik menurut agama.
Akhlak yang baik hendaknya selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
pribadi maupun ketika berhubungan dengan orang lain.
2. PENDIDIKAN
AKHLAQ KEPADA SESAMA
Pendidikan akhlak mulia di lingkungan masyarakat adalah dengan menjalin
hubungan yang harmonis pada pergaulan antar manusia baik secara individual
maupun kelompok,
Yang tidak boleh ditinggalkan dalam pembinaan akhak mulia adalah
akhlak terhadap Sesama. yang dimaksud di sini adalah sesama makhluk Allah, yakni
binatang, tumbuhan, dan lainya.
penerapan akhlak mulia dalam berhubungan antar
sesama manusia tidak bisa dilepaskan dari kerangka aqidah dan syariah. Ketika
orang melakukan hubunga dengan sesamanya, baik dengan dirinya sendiri, dengan
keluarganya, maupun dengan masyarakatnya tetap harus didasari oleh aqidah dan
syariah yang benar, sehingga tercapai akhlak mulia yang sebenarnya.
Salah satu sikap penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap
manusia adalah sikap menghormati dan menghargai orang lain. Baik terhadap orang
lain yang seiman maupun yang tidak seiman,
Hal ini sejalan dengan hadist berikut :
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا
كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ وَخَالِقْ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَن
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bertaqwalah
engkau kepada Allah di mana saja berada, ikutilah perbuatan buruk dengan
perbuatan baik, dan bergaullah terhadap manusia dengan akhlaq yang baik."
Dalam hadits ini terdapat perintah untuk bertakwa kepada Allah
ta’ala dan berakhlak mulia kepada sesama manusia. Maka sangat Penting berakhlak
mulia kepada sesama manusia dan jangan sampai melupakan hak manusia.
Pendidikan akhlak mulia kepada sesama dapat dilakukan dengan cara
1.
menyayangi
yang lemah dan menyayangi anak yatim;
Adapun terhadap orang-orang yang lemah, seperti fakir miskin dan
anak yatim, kita harus berbuat baik dengan membantu menyantuni mereka,
memberikan makanan dan pakaian kepada mereka, dan melindungi mereka dari
gangguan yang membahayakan mereka. Jangan sekali-kali kita berlaku
sewenang-wenang kepada anak yatim dan menghardik orang yang minta-minta
2.
bersikap
pemurah, dermawan dan suka menolong
-
terhadap
tetangga
kita harus selalu berbuat baik. Jangan sampai kita menyakiti atau
memusuhi tetangga kita
-
terhadap
tamu
kita harus memuliakan dan menghormatinya. Nabi memerintahkan kepada
kita agar selalu memuliakan tamu, dan segera menyambut kedatangannya serta
mengantarkan kepergiannya
-
terhadap
keluarga
kita harus saling menjalin hubungan kasih sayang demi ketenteraman
keluarga kita.
3.
melakukan
amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar);
4. kita
harus membina tali silaturrahim dan memenuhi hak-haknya sesama muslim seperti
yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Yakni
a.
apabila
bertemu, berilah salam kepadanya,
b.
mengunjunginya,
apabila ia (Muslim lain) sedang sakit,
c.
mengantarkan
jenazahnya, apabila ia meninggal dunia,
d.
memenuhi
undangannya, apabila ia mengundang, dan
e.
mendoakannya,
apabila ia bersin
5.
menaati ulama dan ulil amri;
-
Terhadap
orang alim (ulama) dan cendekiawan, kita harus menghormati keluasan ilmunya dan
berusaha untuk selalu bergaul dan mendekatinya.
- Terhadap
para pemimpin, kita harus menaati mereka selama tidak menyimpang dari aturan
agama. Menaati pemimpin yang benar berarti menaati Allah Swt.. Jika mampu kita
harus memberikan saran dan nasehat yang baik kepada mereka demi kemajuan yang
dipimpinnya.
6.
bersikap
toleran; dan sopan
Terhadap mereka yang tidak seiman, Islam memberikan beberapa
batasan khusus seperti
-
tidak
boleh mengadakan hubungan perkawinan dengan mereka,
-
tidak
memberi salam kepada mereka, dan
-
tidak
meniru cara-cara mereka.
Ukuran hubungan dengan mereka yang tidak seiman adalah selama tidak
masuk pada ranah aqidah dan syariah. Di luar kedua hal ini, Islam tidak
melarang kita berhubungan dengan mereka. Terhadap mereka yang mengancam agama
kita, kita harus berbuat tegas
BAB
III
PENUTUP
Kata akhlak (akhlaq) adalah bentuk jamak dari
kata khuluq. Kata khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat.
Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi
pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlaq karimah). Proses tersebut
tidak terlepas dari pembinaan kehidupan beragama manusia
secara totalitas.
Yang terpenting ditegaskan di sini adalah pembinaan akhlak mulia
bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Artinya
sesulit apapun pembinaan akhlak mulia ini bisa dilakukan, ketika ada komitmen
(niat) yang kuat untuk melakukannya dan didukung oleh usaha keras serta selalu
bertawakkal dan mengharap rido dari Allah Swt. bukan tidak mungkin akhlak mulia
ini akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sikap dan perilaku
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
DR.
Ali Abdul Halim Mahmud, 2004, Akhlaq Mulia (At-Tarbiyah Al-Khuluqiyyah),
Jakarta ; Gema Insani
Shaleh
Ahmad Asy-Syaami, 2005, Berakhlaq dan Beradab Mulia (Al-Hadyu an-nabawi
fil-fadhaail wal-Aadab), Jakarta ; Gema Insani
DR.
Amr Khaled, 2010, Buku Pintar Akhlaq (Akhlaq Al-Mukmin), Jakarta; Zaman
Abdul
Mun’in Al-Hasyim, 2009, Akhlaq Rasul menurut Bhukari Muslim, Jakarta; Gema
Insani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar