MANAJEMEN PENGELOLAAN TEKNIK (TECHNIQUE)
SEBAGAI LEARNING RESOURCES BY DESIGN DAN
LEARNING RESOURCES BY UTILYZATION
Disampaikan Untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Manajemen Sunber Belajar
Dosen
Dr. Basuki As’adi, M.Ag
Dwi Tanto Sunar
Wahyu Nanda NIM : 13160017
Chairul Anam NIM :
13160018
MAGISTER
PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCA
SARJANA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PONOROGO
2014
Manajemen Pengelolaan TEKNIK (TECHNIQUE)
sebagai Learning
Resources by Design dan Learning Resources by Utilyzation
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
belakang
Dalam proses
pembelajaran banyak sumber & daya yg
dapat dimanfaatkan & dikelola, baik secara sengaja disediakan maupun yang
telah banyak tersedia disekeliling kita. Dalam proses pembelajaran Semua pihak
yang terlibat dalam Pembelajaran memerlukan sumber/potensi/daya yang dapat
menunjang proses pembelajaran.
Agar belajar
lebih terarah manusia
membutuhkan sumber belajar yang benar dan tepat. Tidak sesat dan
menyesatkan, Istilah sumber belajar dalam bidang pendidikan bukanlah istilah
yang baru melainkan telah menjadi
istilah keseharian kita khususnya sebagai pendidik yang bertugas mengkondisikan
anak untuk belajar.
Pengertian
mengenai sumber belajar itu sendiri
memang sangat beragam, tergantung kepada dasar pengertian yang digunakan dan teori yang dirujuknya. Sumber belajar
dalam pengertian yang sempit sering
difahami sebagai buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya seperti
majalah, buletin, dan lain-lain. Pengertian seperti ini masih banyak dipakai
dewasa ini oleh sebagian besar guru
termasuk juga beberapa guru TK
Menurut
Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), mengartikan
sumber belajar sebagai semua sumber
(data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu
sumber tersendiri atau
dalam kombinasi untuk memperlancar belajar
meliputi pesan, orang,
material, alat, teknik,
dan lingkungan
Dilihat dari
segi perancangannya, secara garis besar sumber dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu
1.
Sumber
belajar yang dirancang (learning resources
by design) yakni sumber-sumber belajar yang secara khusus dirancang atau
dikembangkan sebagai “komponen sistem
pembelajaran” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2.
Sumber
belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization) yakni sumber belajar yang tidak dirancang khusus untuk
keperluan pembelajaran dan keberadaannya
dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan ini adalah sumber belajar yang ada
dimasyarakat seperti museum, pasar, toko-toko, tokoh masyarakat dan lainnya yang ada di lingkungan
sekitar
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana perlakuan
manajemen pengelolaan terhadap teknik sumber belajar dalam AECT 77, baik
sebagai Sumber belajar yang dirancang maupun sebagai Sumber belajar yang
dimanfaatkan.
C.
Batasan
masalah
Sesuai tugas yang diberikan,
maka
pemakalah membatasi masalah yang akan jabarkan yakni mengenai :
Manajemen Pengelolaan TEKNIK (TECHNIQUE) sebagai Learning
Resources by Design dan Learning Resources by Utilyzation
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian
Manajemen Pengelolaan Sumber belajar teknik
Menurut
G.R.
Terry (2003:15) Managemen
adalah suatu Proses atau
kerangka kerja yang khas yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang kearah tujuan-tujuan organisasional yang terdiri dari tindakan – tindakan planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pemberi dorongan), dan controlling (pengawasan)
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber lainya. Sementara itu Mamduh mendefinisikan manajemen adalah sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Sumber belajar
jenis Teknik (techniques) Yaitu
prosedur yang disisipkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan,
situasi dan orang yang menyampaikan pesan. Selain itu, teknik yang dimaksud
adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna
tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/
simulasi, Tanya jawab, role play (sosiodrama) dan sebagainya.
Selain itu pengertian yang lain dari Sumber belajar jenis Teknik (techniques), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya pembelajaran
terprogram, belajar sendiri, demonstrasi,
ceramah, dan Iain-Iain
Dari pengertian tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa Manajemen
Sumber Belajar teknik yakni : Segala aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengontrolan dari sumber belajar untuk mempermudah si belajar
dalam mencapai tujuan atau kompetensi tertentu. Jadi Dengan demikian yang
dimaksud dengan Manajemen Pengelolaan Sumber Belajar teknik dapat diartikan
sebagai : Kegiatan mengelola, mengatur, memanaj segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang (si
belajar) untuk belajar menampilkan kompetensinya
B.
Rancangan
Sumber belajar teknik
Yakni prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran,
peralatan, situasi dan orang untuk menyampaikan pesan.
1.
Sumber
belajar yang dirancang (learning resources
by design)
Sumber belajar yang secara sengaja dibuat atau diperuntukkan untuk
membantu proses mengajar- belajar.
Contoh : Ceramah, Diskusi, Sosiodrama, Simulasi, Kuliah, Belajar
mandiri
2.
Sumber
belajar yang dimanfaatkan (learning resources
by design)
Sumber belajar yang berguna untuk memberi kemudahan kepada
seseorang dalam belajar yang berupa segala macam sumber belajar yang telah ada
di sekeliling kita.
Contoh : Permainan, Sarasehan, Percakapan biasa/spontan.
C.
Manajemen
Pengelolaan Sumber belajar Teknik
Sebagai tenaga
pengajar guru harus mumpuni dalam keilmuan yang diajarkannya, namun disamping
itu secara professional ia dituntut pula untuk mempunyai kemampuan dan
berkemauan sebagai perancang pembelajaran, sebagai pelaksana pembelajaran dan sebagai
penilai (evaluator).
Guru dalam
mengajar di kelas tidak hanya mengelola pembelajaran tetapi juga melakukan
pengelolaan terhadap kelas. Apabila guru dengan sengaja menciptakan suatu
lingkungan belajar di dalam kelasnya dengan maksud untuk mewujudkan tujuan yang
sudah dirumuskan sebelumnya maka ia bertindak sebagai Guru-manager.
Sebagai manajer
guru harus menjalankan fungsi manajemen yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pemberi dorongan), dan controlling (pengawasan). Dalam praktik
pelaksanaan pembelajaran fungsi – fungsi tersebut harus dijalankan dan yang
intinya adalah penetapan tujuan, memilih strategi pembelajaran dan menilai
keberhasilan.
Misalnya
:
1. Sumber belajar yang dirancang yakni Ceramah
Ceramah
merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk
tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu dan juga tidak memerlukan reaksi
sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.
Ukuran
keberhasilan kegiatan Ceramah siswa teletak pada sejauh mana keberhasilan dalam
pembinaan serta bimbingan kepada siswa dalam hal komunikasi, baik gaya,
ekspresi maupun tutur bahasa. Kemudian kemampuan tenaga ahli yang professional
yakni guru untuk mengadakan pembinaan terhadap siswa, baik pembinaan dengan
pendekatan belajar di sekolah maupun less tambahan. Sangat lah diperlukan.
Oleh
karena itu, agar pembinaan siswa terlaksana sebagaimana mestinya, perlu
mengaplikasikan fungsi-fungsi manajerial dalam bidang ceramah, yaitu
v Planning : Perencanaan di bidang ini
adalah menyusun langkah – langkah yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yakni dengan mempersiapkan materi
ceramah dengan mencari tema yang akan di bawakan yang disesuaikan dengan
kemampuan anak, tingkatan kelas pada anak tersebut serta adanya tema yang
sesuai dengan situasi kegiatan yang akan dilaksanakan misalnya memperingati
hari besar tertentu (hari besar islam) atau hari khusus (hari nasional) sehingga
tema yang akan di sampaikan dalam ceramah tersebut sesuai dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan.
v Organizing : Pengorganisasian ini
dimaksudkan adalah pememilihan siswa atau peserta didik yang benar-benar bisa
atau mampu dengan Memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk dipersiapkan pada
suatu kegiatan tersebut yang didasarkan pada keunggulan penguasaan materi, kemampuan
berkomunikasi, gaya yang baik serta aksi yang indah. Pemilihan siswa bisa
dilakukan dengan memberikan tes atau tugas ceramah di depan kelas.
v Actuating : Pengarahan dan
pelaksanaan termasuk pemberian motivasi kepada peserta didik dengan memberikan
bimbingan pelaksanaan tugas, agar dapat
melakukan kegiatan itu secara optimal, serta mendorong mereka agar selalu
belajar dengan tekun serta berusaha mengambil manfaat secara baik dan benar
dari berbagai kegiatan tersebut untuk kepentingan diri peserta didik.
v Controlling : Pengawasan ini dilakukan
oleh guru dengan cara pendampingan pada waktu belajar teknik ceramah, serta hasil
pengawasan tersebut menjadi bahan utama dalam melakukan penilaian terhadap
peserta didik.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan yakni Permainan
Permainan
merupakan kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang
menghasilakan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan
maupun mengembangkan imajinasi serta mendapatkan bermacam – macam konsep yang
tidak terhitung banyaknya.
Permainan
juga dapat memotivasi siswa agar menyukai belajar, oleh karena itu pengelolaan
alat permainan pada khususnya dan sumber belajar pada umumnya harus ditata rapi
dan menarik sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh siswa.
Berikut ini adalah hal – hal yang
perlu diperhatikan dalam pengelolaan permainan yakni dengan mengaplikasikan
fungsi-fungsi manajerial :
v Planning : Perencanaan di bidang ini
adalah menentukan alat permainan yang mudah, sedang maupun tinggi tingkat
kesulitannya dan alat permainan yang peserta didik senangi dimana di harapkan
alat permainan tersebut yang sesuai dengan kebutuhan siswa akan memacu perkembangan
mereka dan akan menjadi tantangan yang tidak membosankan. dengan demikian
diharapkan kita dapat menempatkan alat permainan secara tepat.
Untuk tujuan itu di perlukan
pemahaman cirri cirri peserta didik melalui tingkat kelas masing-masing.
Sehingga dengan mengenal kebutuhan siswa tersebut maka guru lebih mudah membuat
perencanaan yang menarik dan mengembirakan serta dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk melakukan eksplorasi.
v Organizing : Pengorganisasian ini
dimaksudkan adalah memantau siswa dalam hal kemahiran dan kreatifitas dalam
memainkan alat permainan pembelajaran. Sehingga nantinya guru dapat mencatan
hasil pantauannya dengan menggunakan buku catatan khusus, dimana dalam buku
catatan tersebut dipakai acuan untuk mengetahui seberapa pamah kah siswa dalam
memainkan alat permainan tersebut.
Dalam hal catatan tersebut guru dapat
mengelompokkan siswa dengan pemahaman kurang, siswa dengan pemahaman sedang
maupun siswa dengan pemahamannya tinggi dan pada akhirnya memudahkan guru dan
siswa mencapai tujuan pembelajaran itu
v Actuating : Pengarahan dan
pelaksanaan termasuk pemberian motivasi kepada peserta didik dengan memberikan
wawasan serta latihan – latihan dalam permainan dan akan mendukung segala aspek
perkembangan peserta didik, maksudnya adalah guru dapat memberikan kesempatan
yang lebih banyak kepada siswa untuk bereksplorasi sehingga pemahaman tentang
konsep maupun pengertian dasar suatu permainan dapat dipahami oleh siswa dengan
lebih mudah dan terampil.
v Controlling : Pengawasan ini dilakukan
oleh guru terhadap siswa secara langsung dengan cara pendampingan pada waktu permainan
berlangsung, serta hasil pengawasan tersebut nantinya menjadi bahan utama dalam
melakukan penilaian terhadap peserta didik.
BAB III
Penutup
Association Educational
Communication and Technology (AECT)
menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat,
teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam
kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari
keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber belajar ditetapkan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk misalnya teknik,
yang bertujuan agar dapat membantu siswa dalam belajar.
Prosedur rutin atau acuan yang
disiapkan untuk menggunakan bahan, alat, teknikh, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan
Sumber Belajar (PSB) adalah tempat atau lembaga dimana berbagai sumber belajar
diorganisasikan ke dalam sistem pembelajaran guna memenuhi kebutuhan belajar
siswa dan kebutuhan mengajar guru. Dengan demikian Pusat Sumber Belajar akan
menjadi sistem pendukung dalam pencapaian tujuan atau kompetensi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1977. Materi Dasar Pendidikan Program Akta
Mengajar V
Anggani Sudono. 2000, Sumber Belajar dan Alat
Permainan, Jakarta, PT Grasindo
Mudhoffir.1990.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Belajar. Bandung: Remaja Karya
Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sisitem
Pembelajaran Jakarta: PT Kencana Media Group 2008
Terry, George R. Prinsip-Prinsip Manajemen.
Alih Bahasa J. Smith D. F.M.Cet VIII. Jakarta: Bumi Aksara. 2003
Sagala, syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran
Bandung: CV Alfabeta 200
Tidak ada komentar:
Posting Komentar